Sabtu, 28 November 2009

MELEJITKAN POTENSI OTAK DENGAN CARA ASYIK

Judul : Cara Baru Mengasah Otak dengan Asyik Judul asli : Building Mental Muscle: Conditioning Exercises for The Six Intelligence Zones Penulis : Allen Bragdon & David Gamon, Ph.D. Penerbit : Kaifa, PT. Mizan Pustaka Cetakan : I, Oktober 2004 Tebal : 292 hal. Pada tahun 1848, sebuah peristiwa paling dramatis terjadi di area pembangunan rel kereta api. Phineas Gage, seorang mandor pegawai konstruksi yang masih muda, harus menerima kenyataan lain. Sebatang besi menusuk rahang atasnya dan menembus hingga wilayah korteks pra-depan (otak bagian tengah-depan), dan keluar dari keningnya. Meskipun dia bertahan hidup dan, dapat dikatakan sembuh secara menakjubkan, dia telah berubah menjadi orang yang berbeda. Gage yang sebelumnya dikenal bertanggung jawab dan lembut bicaranya, kini menjadi bermulut kasar, aneh, dan tidak perhatian kepada orang lain. Dari hasil rekonstruksi komputer tengkorak Phineas Gage yang hidup selama 14 tahun semenjak peristiwa tragis yang dialaminya, diidentifikasi ada bagian otaknya yang hilang. Hal ini akibat tusukan batang besi yang mengenai korteksnya dan mengeluarkan bagian otak tersebut. Belakangan diketahui bagian otak yang hilang itu adalah cuping depan otak yang dikenal mempunyai fungsi “eksekutif”. Fungsi yang memungkinkan pemain catur meramalkan hasil-hasil gerakannya dan kita menggunakannya untuk merencanakan cara-cara menjalankan berbagai tugas dan berhubungan dengan orang lain. Fungsi eksekutif adalah salah satu dari enam zona kecerdasan pada otak kita. Lima zona kecerdasan lainnya adalah zona ingatan, zona emosional, zona bahasa dan matematika, serta zona spasial. Zona-zona kecerdasan ini satu sama lain saling berkesinambungan dan berhubungan. Faktanya, hampir sebagian besar peristiwa di dunia nyata paling mudah ditangani dengan mengerahkan berbagai ketrampilan, tidak hanya satu. Semisal dalam menghitung besarnya pengeluaran, kita dituntut tidak hanya mengandalkan kemampuan matematika, tetapi juga ingatan kita terhadap apa-apa yang telah dikeluarkan. Otak kitalah yang membuat kita tetap hidup. Otak menuntun kita menemukan jalan masuk kehidupan, membuka pintunya, menyusuri teka-teki antara harapan dan kenyataan, mencari solusi dan pada akhirnya menjadikan kita manusia yang tangguh, lebih kuat, lebih gesit, dan lebih tangkas. Namun, otak yang sangat menakjubkan ini dapat berkarat dan cepat usang. Jika sel-sel otak -yaitu yang membawa pesan-pesan pembentuk kehidupan kita- tidak digunakan, mereka mendapatkan pesan bahwa kita tidak membutuhkan mereka. Sel-sel itu akan menyingkir dan mengerutkan “jari-jari” dendritnya, dan pada akhirnya kemunduran otak tidak bisa dihindari. Menjaga agar sel-sel otak tetap aktif dengan menggunakannya secara teratur dalam kehidupan dapat mencegah kemunduran secara kognitif. Ibarat frasa: Use it or lose it, ini adalah hukum alam. Layaknya otot, otak perlu dilatih agar tidak kendur dan semakin kuat. Melalui buku ini, buku berjudul: Cara Baru Mengasah Otak dengan Asyik, Allen Bragdon menyajikan temuan-temuan mutakhir mengenai cara beroperasinya enam zona kecerdasan kita. Buku ini memuat laporan-laporan pendek hasil-hasil penelitian akademis bidang neurosains terutama mengenai berfungsinya otak manusia. Menariknya, buku yang berjudul asli Building Mental Muscle: Conditioning Exercises for The Six Intelligence Zones (1998) ini dilengkapi tes-tes serta latihan-latihan mental yang terkait dengan setiap laporan. Latihan-latihan yang disajikan merupakan tantangan yang sangat menarik, karena disajikan dalam bentuk teka-teki/puzzle dengan tampilan yang menghibur dan terkesan menyenangkan. Apalagi topik-topik yang ada dapat dimanfaatkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari dan jauh dari kesan runtutan latar belakang ilmiah. Semua ini dirancang oleh A. Bragdon, pendiri majalah Games, bersama David Gamon, pakar pendidikan dari universitas California Berkeley. Zona kecerdasan yang pertama adalah fungsi eksekutif dan sosial. Ia berfungsi dengan cara yang benar-benar khas manusia: menjalankan rencana-rencana untuk masa depan dan membina interaksi sosial dengan lingkungan. Letak fungsi ini ada di bagian depan korteks otak yang membedakan kita dengan makhluk lain (hewan). Zona inilah, ternyata, yang paling bertanggung jawab atas kesadaran diri, kemampuan untuk berintrospeksi, merenung, dan menimbang tindakan-tindakan yang tepat. Cedera pada zona ini bisa mengakibatkan kehilangan emosi dan juga kemampuan untuk membuat keputusan, mirip yang dialami si pemuda Gage. Fungsi kecerdasan kedua adalah ingatan. Zona ingatan ini merupakan komponen semua ketrampilan kognitif. Otak menyandikan beberapa jenis pengalaman secara permanen, langsung, dan tanpa usaha sengaja. Pengalaman yang dianggapnya bermanfaat disimpan di dalam korteks, sering di dekat area indra yang mencatat pengalaman tersebut. Gangguan awal pada fungsi ingatan biasanya dimulai dengan ketidakmampuan untuk mengingat kejadian-kejadian yang belum lama berlalu. Menurut pandangan tradisional, otak dan emosi adalah dua hal yang sangat berbeda, bahkan cenderung bersaing satu sama lainnya. Namun neurosains membuktikan kebalikannya dengan mengungkapkan adanya lokus di dalam otak yang berisi indra-indra emosional kita, dan jalur-jalur saraf yang menghubungkan emosi dengan fungsi-fungsi “intelektual” pikiran. Emosi yang dalam strukturnya bergantung pada otak itu sendiri, memainkan peranan sangat penting dalam pembentukan ingatan. Dan sesungguhnya, ingatan-ingatan emosional sangat sulit dihapuskan, meskipun ingatan yang sangat traumatis dapat dibuang dari pikiran sadar, tetapi mereka akan muncul kembali bertahun-tahun kemudian pada masa-masa stres. Emosi terkait erat dengan pemahaman, dan dengan pemeliharaan kesehatan sel-sel otak serta sistem imun tubuh kita. Zona kecerdasan keempat yang kita miliki adalah fungsi bahasa. Bahasa merupakan indra alamiah yang menyatukan semua manusia. Sifat indra bahasa yang rumit dan misterius, menjadikannya perbedaan-perbedaan tingkat pemahaman dan penguasaan bahasa masing-masing individu. Dewasa ini berdasar bukti yang ditemukan, adanya kemauan sepanjang hidup untuk mempelajari dan mengembangkan kemampuan linguistik, dapat membantu kita menjaga sel-sel otak berfungsi dengan baik, bahkan bisa membantu mencegah penyakit Alzheimer. Kerusakan pada zona bahasa ini bisa menyebabkan hilangnya beberapa ketrampilan bahasa tertentu seperti berbicara, menulis, pemahaman makna kata-kata, dan kemampuan mengenali objek. Matematika bagi kebanyakan orang sering menjadi “momok” dan cenderung untuk dihindari. Padahal disadari atau tidak, sesungguhnya kita semua disatukan oleh tingkat kemampuan aritmetika dasar yang sama. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berhadapan dan tidak terlepas dengan persolan-persolan matematis. Membiarkan ketajaman matematika otak kita sama dengan membuat kita “tidak pandai matematika”. Kecerdasan matematika ini cenderung berfluktuasi sesuai dengan suasana hati dan kewaspadaan mental kita. Karena itu, tidur yang baik dan jenis nutrisi yang tepat sangat penting bagi kinerja matematika. Fungsi kecerdasan yang terakhir adalah kemampuan spasial, yaitu kemampuan dari menangkap detail, pembentukan pola-pola dari detail yang ada, hingga mencocokkan pola-pola tersebut berdasar pengertian pengetahuan yang ada. Dengan kata lain adalah kemampuan kita memahami pola-pola dibalik ruang tiga dimensi. Seperti zona kecerdasan lainnya, fungsi visio-spasial dapat dipertahankan atau dibiarkan memburuk. Dengan membiasakan diri melatih otak (ibaratnya melakukan senam otak), berarti ada usaha untuk merangsang sel-sel di berbagai zona otak kita tetap aktif. Tidak sekadar empat sehat lima sempurna dengan nutrisi yang cukup dan tidur yang baik, otak juga perlu nutrisi dalam bentuk mengasyikkan. Dan melalui permainan-permainan yang disajikan dalam buku ini, niscaya pasti akan kita temukan kudapan lezat untuk otak kita. Jadi, tunggu apalagi. Asah otakmu, gunakan otakmu atau kau akan kehilangan dia!

1 komentar: